Hari ini, 63 tahun yang lalu (14 Februari 1945 pukul 03.30), Sudanco Soeprijadi memimpin pasukan Pembela Tanah Air (PETA) untuk bertempur melawan pasukan Jepang di Blitar.
Kini, terdapat sebuah monumen untuk mengenang peristiwa Pemberontakan PETA Blitar di depan markas PETA, yaitu di Jln. Sudanco Soeprijadi, Blitar.
Kalo nggak percaya, tanya aja sama Bu Guru Sejarah!
Kalau begitu...
ReplyDeletemari kita peringati hari 14 Februari sebagai hari seerangan pasukan PETA di biltar!!
Saya jadi ingat, ketika waktu kuliah. Saat saya sedang berada di sebuah angkutan umum. Saya bertemu orang tua yang juga lagi naik angkot bersama saya. Dan ketika kami sedang berbincang-bincang. Barulah saya tahu kalau beliau adalah salah satu pejuang di 45an. Dan pernah berjuang dengan cara bergrilya dengan Jendral Sudirman. Tetapi ironisnya, setelah masa tuanya. Beliau tidak mendapatkan tunjangan untuk menikmati hari tuanya. Hanya gara2 semua surat2 yang beliau punyai terbakar di rumahnya yang juga terbakar. Dan beliau sudah mengurus semuanya di pensiunan angkatan 45an. Tetapi dalam 10 tahunan, masih belum ada hasil. Bahkan yang nguruskan telah berganti2, kepengurusannya. Dan beliau sendiri masih beberapa kali mengirimkan bukti2 bahwa beliau merupakan pejuang 45an.
ReplyDeleteWalaupun beliau sebenarnya tidak begitu berharap untuk mendapatkan tunjangan. Tetapi beliau ingin status sebagai pejuang 45an masih diakui. Dan jika beliau meninggal termasuk dimakamkan di makam pahlawan. Atau minimal mendapatkan galar pejuang di kuburannya. Ironis memang, walaupun terasa ada ketidak ikhlasan. Namun ada rasa ironis kepada dengan jasa2 yang telah diperjuangkan para pejuang.
Yah semoga Allah memberikan kemudahan kepada mereka, dan juga memberikan jaminan hari tua kepada para pahlawan 45an. Yah semoga saja, mereka masih dikenang dan di puji dalam membela tanah air kita!